RMco.id Rakyat Merdeka - Upaya pemakzulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus berlanjut. Partai Demokrat terus berkejaran dengan waktu. Sebab, masa jabatan politisi Republik itu hanya tersisa delapan hari.
Upaya pemakzulan terus dijalankan karena Wakil Presiden (Wapres) AS Mike Pence menolak menggunakan Amandemen Ke-25 Konstitusi AS untuk menggulingkan Trump.
Di AS, ada dua cara menggulingkan presiden. Yaitu, melalui Amandemen Ke-25 Konstitusi dan melakukan impeachment atau pemakzulan.
Pemakzulan diusulkan DPR. Sedangkan Amandemen Ke- 25 Konstitusi diusulkan wakil presiden.
Berita Terkait : Trump Di Ujung Tanduk
“Tindakan ini untuk kepentingan terbaik bangsa kita, atau sesuai dengan Konstitusi kita,” kata Pence dalam surat kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi, dikutip Reuters.
Saat ini, setidaknya ada lima anggota DPR AS dari Partai Republik yang setuju atas upaya pemakzulan Trump.
Pada abu (13/1) waktu setempat, atau hari ini Waktu Indonesia Barat (WIB), DPR AS akan melangsungkan pemungutan suara untuk mengambil keputusan tersebut.
Di tempat lain, pengaruh Trump pada partainya menunjukkan tanda-tanda penurunan. Setidaknya, empat anggota Partai Republik, termasuk seorang pimpinan DPR AS, mengatakan, mereka akan memilih pemakzulan keduanya (Trump-Pence). Suatu hal yang belum pernah dihadapi presiden sebelum Trump.
Berita Terkait : Sederet Petinggi AS Sudah Divaksin, Presiden Trump Masih Ogah Disuntik
Liz Cheney, Anggota DPR dari Partai Republik mengatakan, tidak pernah ada pengkhianatan yang lebih besar dari Presiden AS ketika melanggar sumpah dan jabatannya sesuai Konstitusi. Menurutnya, Trump adalah penyebab semua yang terjadi saat ini.
Kata dia, Trump mengarahkan massa melakukan kerusuhan dan serangan ke Gedung Capitol, 6 Januari lalu.
“Saya akan memilih untuk mendakwa Presiden,” ujar Cheney, yang merupakan putri mantan Wapres AS Dick Cheney.
Tiga Anggota DPR Republik, John Katko, Adam Kinzinger dan Fred Upton mengatakan, mereka juga akan memilih pemakzulan.
Baca Juga : Jangan Ditiru, Tokoh Parpol Yang Nolak Divaksin Covid
Di saat yang sama, para pimpinan Partai Republik di DPR AS, tidak memaksa anggotanya mendukung pemakzulan Trump. Mereka lebih menekankan itu adalah masalah hati nurani tiap orang.
Selanjutnya